Kamis, 16 Juni 2011

syukur muncul ketika melihat mereka...

hari ini... edisinyaa ttg kehidupan... menjadi pengingat tuk saya, kita, atau mungkin anda... lagi-lagi Bandung... menariknya kota ini, uniknya kota ini tak cukup diabadikan dalam rangkaian kata yang sederhana ini... keunikan kota ini cukup dipahami dengan hati... apalagi dengan untaian kata sederhana ini... 
Bandung adalah surga belanja, surga wisata, surga makanan, dan surga pendidikan... semua ada bahkan kota ini adalah ikon dari kesenangan dan habisin uang... betapa berkali-kali lipat uang yang harus say keluarkan untuk bisa menyantap makanan yang sama sperti tmpat asal saya, atau berkali-kali lipat harga sewa kamar kos, tagihan listrik yang menjulang tinggi, belum lagi budaya nongkrong, sekedar makan n minum cemilan pengisi perut, fashion, dsb. Kalo diturutin semua keinginan ini rasanya uang kiriman orang tua ga akna cukup... kita semua pasti pernah mersa betapa besarnya godaan kota ini... enak2 ngendarai motor lihat embak-embak pake jilbab, bawa swift, ada juga yang bawa jazz RS, CRV, Innova, nissan grand livina, terios, rush,ada juga yang bawa yaris, dan avanza, xenia, ferosa, sirion, civic, altis,bla bla.. dalam hati saya berpikir kok bisa mereka bawa mobil bagus gitu, padahal saya dan dia sama-sama makan nasi, kok bisa saya cuma ngendarai Beat ajah, bapak mereka kerja apa sih kok bisa anaknya bawa mobil bagus gitu..?? hmmm kok saya ga bisa bawa sperti mereka... enak kali ya bawa mobil pas kuliah, ga kpanasan, ga khujanan, dandanan tetep utuh, baju tetep rapi dan yang pasti tampak sangat elegan... 

sambi ngendarai motor sambil mikir dan terus mikir sampe akhirnya berhenti beli makan jam 8 malam, nunggu tetehnya gorengin lele ada yang teriak teriak tahu...tahu..tahu... aku pun menoleh mencari sumber suara itu... dan yang kulihat sosok bapak-bapak dengan pakaian kaos yang uda lusuh, topi, sendal jepit, sambil membawa 2 kotak tahu yang dipikulnya... bapak itu berhenti dan duduk di pinggir jalan deket earung tempat saya beli makan... tampak dia istirahat melepas lelah... bapk itu bilang berjalan menjajakan tahu tersebut sejak jam 12 siang dan hingga jam 8 malam dia terus berjalan menjajakannya..pertanyaannyaa siapa yang mau beli tahu mentah malam-malam gini..? siapa?? pikiran tentang semua kemewahan mobil-mobil yang saya pikirkan tadi sontak hilang dari pikiran... semua berganti dengan sesak napas, sesak sekali... bapak di dikirim Allah untuk mengingatkan saya..hamba yang sangat tidak tahu diri ini...hamba yang masih ga syukur telah diberikan nikmat hidup tanpa sakit, hidup sebagai anak pertama yang segala inginnya dan kebutuhan dapat dipenuhi ayahnya, bahkan saat ini dia diberikan kesempatan untuk belajar di tingkat master... 

saya cepat-cepat pulang sambil membawa tahu mentah itu... sambil menahan dan terus menahan sesak dalam hati... saya, kamu, anda, kita mungkin dan seringkali merasakan apa yang saya rasakan...perasaan gak syukur, perasaan ga mau syukur, padahal gimana rasanya kalau penjual tahu itu adalah ayah kita... bagaiman rasanya...apakah mungkin kita bisa sekolah setinggi ini..pakah mungkin kita bisa nongkrong nyaman ma teman-teman di J.CO? di kfc dago? di teh kiosk? di Mc.D? di Rumah Eyang? di Ngopdul? di BR? di Pizza Hut...?

atau coba kita jalan pergi ke gasibu minggu pagi...disana kita akan melihat betapa ribuan manusia berjuang untuk hidup..menjual apapun yang bisa dijual..ada yang laku keras dagangannya..ada pula yang jual keripik singkong kering mentah yang ga menarik sama sekali... atau kadang siang hari kita masih lihat bapak-bapak memikul keranjang yang berisi sayur mayur yang udah layu sambil terus berteriak mencari pembeli... mereka terus berteriak hingga dagangannya habis..dan siapapun tidak bisa memastikan kapan habisnya... atau kadang saat tengah malam kita masih denger laki-laki teriak-teriak ditengah kegelapan malam, dtengah sepinya malam... sambil berteriak ..te sate... te sate...iya kalo semua dagangan mereka habis...kalo ternyata ga habis.. apa mereka dapat untung?? yang ada mungkin buntung,,,dan bagaimana waktu berjam-jam yang terbuang itu dengan berjalan kaki entah berapa kilometer jauhnya..

hmm...memang kadang kita mikir hidup ini kenapa seperti ini.. sementara kita melihat disana anak muda nongkrong sambil menghisap rokok yang berharga 13rb isi 12, minuman cappucino sharga 35rb belum termasuk PPN... mereka menghabiskan uang 50rbu dalam hitungan menit sementara yang lain..bapak itu...bapak penjual itu mencari uang 50rb slama 12 jam... 
Rasa bersyukur terkadang hialng ditelan ombak... ditelan keadaan yang ada disekitar kita... dan kadang kita lupa dimana kita meletakkan rasa syukur atas semua yang kita miliki dan dapatkan hingga detik ini... untuk itu saya, anda, kita semua harus mencari syukur yang hilang itu ketika perasaan tidak syukur menerpa...ya mencari...harus dicari... sebuah kesimpulan bahwa Bandung ga semuanya hingar bingar, seneng-seneng, tapi disitu, disana, deket kita ada kehidupan yang benar2 berbeda...khidupan seorang penjual tahu mentah keliling, kehidupan penjual kue basah keliling, kehidupan seorang penjual odading keliling, yang mereka tak akan pulang sebelum dagangannya habis terjual.. 

syukur... kita masih diberikan hidup sekali ini tdk menjalani posisi seperti mereka...syukur kita adalah seorang mahasiswa yang insya allah ga akan bekerja kasar seperti yang mereka lakukan...
Semog bermanfaat =)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar