Sabtu, 02 Februari 2013

Bu Ema


           
           Nenek Ema, atau biasa kami sapa bu Ema adalah seorang nenek berumur 74 tahun. Di usianya yang telah renta, usia dimana seharusnya seorang manusia bisa tenang beristirahat dan beribadah di rumah dengan anak-anak yang merawat, namun hal itu tidak berlaku bagi bu Ema. Di usianya yang sudah tua itu, beliau harus terus memikirkan bagaimana ia bertahan hidup. Yah, dengan kondisi sebagai janda tanpa anak, ia tidak bisa menumpukan hidupnya kepada keturunannya. Ia kini ditemani keponakannya yang telah berkeluarg. Semula ia sedikit terbantu dengan keponakannya tersebut karena setiap bulan meskipun sedikit, keponakannya ini membantu keuangan bu Ema. Namun, musibah terjadi di tengah-tengah suami keponakannya tersebut bekerja sebagai satpam, suami keponakannya ini tiba-tiba lumpuh, sehingga kini bu Ema pun hanya bisa mengandalkan santunan dari jamaah pengajian untuk menyambung hidupnya, serta hutang sana sini apabila uang dari santunan jamaah tidak memncukupi kebutuhannya.

            Di tengah hidupnya yang cukup susah, ia pun harus kembali menerima cobaan melalui mata kirinya yang terus sakit dan berarir. Singkat cerita setelah dibawa ke puskesmas Sekeloa-Bandung, sang dokter yang memeriksa bu Ema mengatakan bahwa bu Ema terkena katarak, jika tidak segera dioperasi maka akan terjadi kebutaan pada mata kiri. Sang dokter menyarankan bu Ema mengikuti operasi katarak gratis di Rumah Sakit Mata di Jalan Cimbeuleuit-Bandung.

Senin, 28 Januari 2013, operasi pun dilakukan, dan karena keterbatasan biaya (nyaris tidak memiliki biaya) bu Ema pun memutuskan untuk pulang karena tidak mampu jika harus menjalani rawat inap. Dan lagi-lagi karena tidak memiliki cukup uang untuk naik taksi, ia dan keponakannya pulang dengan naik angkot.  

Selasa lalu, saya menjenguk Bu Ema di rumahnya, dan dari sana saya mendapatkan banyak informasi dari beliau, mengenai kewajiban kontrol yang harus dilakukan seminggu sekali selama dua bulan kedepan, yang menghabiskan 200 ribu tiap kali kontrol. Mungkin rekan-rekan bertanya apakah bu Ema tidak memiliki Jamkesmas? Menurut informasi dari keponakannya, kartu Jamkesmas Bu Ema baru saja jadi, namun rumah sakit menyatakan kartu tersebut belum bisa dipakai sehingga bu Ema harus membayar. Dan dengan besarnya biaya kontrol bagaimana mungkin beliau mendapatkan uang sebesar itu sementara setiap bulan beliau mendapatkan santunan dari ibu-ibu pengajian sebesar 300ribu untuk makan sebulan.

Inilah kiranya yang membuat saya ingin mengajak rekan sekalian melalui media ini untuk membantu bu Ema. Sedikit bantuan kita akan sangat berarti bagi Bu Ema. Bagi pembaca yang ingin membantu, bisa mengirimkan bantuannya ke rekening kami, rekening BCA a/n Maulana Randa 629-026-8328. Apabila ada informasi yang ingin ditanyakan, rekan-rekan juga bisa menghubungi saya, Kartika Putri Ramadhani, di No. 0877 2000 7558.

Minggu, 18 Desember 2011

Kali Ini Tentang Pentingnya Komunikasi


Bila kita bicara bisnis maka gambaran sederhana yang begitu cepat muncul dalam benak kita yakni perdagangan barang, jasa, keuntungan, kerugian, promosi, dsb. Semua itu memang tidak salah namun sejatinya tentu bukan hanya itu. Banyak sekali hal yang melingkupi ruang bisnis, bukan hanya adanya barang, jasa, uang, penjual, pembeli, produsen, dan distributor semata dan tentu bukan hanya keuntungan semata yang menjadi tujuan sebuah bisnis, ada suatu hal yang tak kalah penting yang menjadi unsur dalam keberhasilan bisnis yang tidak semua orang menyadarinya yakni Komunikasi. Selain itu bukan hanya keuntungan yang menjadi satu-satunya tujuan bisnis, ada hal lain yang juga sangat mulia ketika kita berbisnis, yakni memberdayakan masyarakat dan membagi kemakmuran pada mereka. Artinya niat mulia itu juga harus menjadi salah satu alasan bagi seorang pebisnis mengingat bangsa ini masih jauh dari kata maju serta mapan dari segi ekonomi.
            Kembali ke komunikasi yang saya singgung diatas, komunikasi rasanya tak perlu lagi dijelaskan melalui definisi karena tanpa teoripun sebenarnya kita semua telah mempratekkannya setiap saat, setiap waktu, setiap hari. Kita tidak mungkin tidak berkomunikasi, itulah mungkin kalimat sakti yang dapat menjelaskan segala hal akan pentingnya komunikasi ini dalam hidup dan khususnya dalam ranah bisnis. Cukup menarik sebenarnya, kami semua disini termasuk saya mempelajari komunikasi bukan hanya secara praktek yang kami lakukan setiap hari dengan berbagai orang, namun kami mempelajarinya melalui teori-teori sejak kami menginjakkan kaki di bangku perkuliahan dan sampai saat ini kami mengambil strata dua lagi-lagi untuk mendalami sebuah ranah ilmu yang banyak orang menganggapnya sebuah kekonyolan yakni komunikasi.
            Yah saya katakan sebuah kekonyolan karena tak sedikit orang yang mencibir, saat saya katakan bahwa saya kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi dengan refleks mereka mengatakan dan bertanya atau menyindir serta mencibir barang kali dengan mengatakan “ngapain komunikasi ajah dipelajari? Bukannya setiap hari kita telah berkomunikasi?” atau ucapan lain yang tak kalah menyedihkan bagi kami yakni “kuliah komunikasi?? Dikelas diajari cara ngomong yah?” oke saya katakan, saya pun rasanya tidak perlu menjelaskan sampai otot saya kaku bahwa komunikasi yang saya pelajari tidak sesederhana yang mereka fikir, bahwa komunikasi yang saya pelajari merupakan disiplin ilmu yang sangat unik serta menarik, dan cukuplah semua itu saya dan teman-teman mahasiswa serta dosen dan para praktisi komunikasi di seluruh dunia yang tahu betapa ilmu ini begitu penting serta menarik dalam kehidupan.
            Dalam bisnis, komunikasi tak kalah penting seperti judul diatas bahwa komunikasi merupakan kunci sukses membangun bisnis masa depan. Keberhasilan sebuah bisnis memang bukan hanya komunikasi sebagai unsur utama dan pertama, komunikasi merupakan salah satu unsur dari banyak unsur dalam strategi bisnis agar mendapat sebuah kesuksesan. Beberapa hal yang mungkin juga sangat dibutuhkan dalam rangka menunjang keberhasilan bisnis yakni dari sisi ekonomi dan pelaksanaan strategi bisnis. Kita ambil contoh bisnis Maicih, keberhasilan Maicih bukan karena kelezatan kripik pedas yang mereka produksi, bahkan Maicih diproduksi oleh orang-orang yang berada di Cimahi, pemilik Maicih hanya mengambil kripik tersebut lalu menjualnya. Keunikan dari bisnis ini sendiri berasal dari strategi pemasaran yang mereka lakukan, yakni dengan menggunakan twitter sebagai media informasi tentang dimanakah mereka berjualan serta penggunaan jenderal-jenderal Maicih (penjual langsung) yang bertebaran dititik-titik yang mereka tentukan serta penggunaan mobil-mobil bagus sebagai sarana jualan mereka, lengkap sudah keripik pedas yang dulunya adalah makanan kampung dan masyarakat bawah menjadi naik tahta sebagai makanan yang juga digemari oleh kalangan atas.
            Tidak berlebihan bahwa saya katakan hal ini sebagai makanan kelas atas, sebab tentu penggunaan twitter bisa jadi sebagai indikator pertama positioning dari produk Maicih, pengguna twitter tentu bukan masyarakat pinggiran yang tinggal di kampung, pengguna Maicih jelas orang-orang yang memiliki gadget yang mendukung akses ke twitter seperti handphone, smartphone, laptop, dsb. Barang-barang itu tentu bukanlah barang-barang yang dapat dijangkau masyarakat dengan penghasilan rendah dan pekerja kasar, pemilik barang-barang tersebut tentunya kalangan orang yang punya. Meskipun bila saat ini handphone menjadi barang yang sudah jamak dimiliki banyak orang namun kita coba beralih ke twitter, twitter sendiri bukanlah sebuah jejaring sosial yang banyak dimiliki oleh orang seperti halnya facebook. Sehingga keterbatasan pengakses twitter rasanya sudah cukup menjelaskan siapa yang menjadi target market dari Maicih.
            Selanjutnya yakni penggunaan mobil-mobil bagus sebagai sarana pemasaran mereka. Saya berani katakan mobil-mobil bagus karena merek  mobil yang mereka gunakan cukup membuat kita geleng-geleng kepala karena hanya berjualan kripik mereka menggunakan mobil-mobil tersebut. Mobil-mobil tersebut antara lain, Honda CR-V, Daihatsu Xenia, Avanza, Honda Jazz, Lancer, Honda City, dsb. Selain itu penjual yang biasa disebut jenderal merupakan anak-anak muda seperti mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dengan packaging alamiah yang bagus (rupa dan penampilan). Rasanya semua itu merupakan strategi yang sangat unik serta sempurna bagi sebuah bisnis keripik. Dan keberhasilan itu tentu didukung oleh komunikasi yang bagus dan unik yakni penggunaan twitter sebagai media mereka.
            Sebuah contoh yang semoga dapat menjelaskan betapa pentingnya komunikasi dalam keberhasilan bisnis. Meskipun tidak secara runtun penjelasan saya ini, namun saya akan coba menjelaskan persepsi saya akan komunikasi dalam konteks ini. Bahwa dalam bisnis sekecil apapun kita membutuhkan komunikasi didalamnya guna mencapai keberhasilan dalam bisnis yang kita miliki. Sebut saja bisnis parfum yang digeluti oleh rekan saya Ria. Parfum menjadi salah satu penyempurna penampilan saat ini, tampil cantik saja tak akan lengkap bila tidak wangi kira-kira itulah hal yang saat ini berkembang di masyarakat kita. Parfum pun menjadi salah bisnis yang cukup menggiurkan untuk ditekuni bila mampu menemukan ceruk di dalamnya. Banyak sekali parfum yang beredar dipasaran mulai dari parfum bermerek terkenal dengan harga jutaan, ratusan ribu, hingga parfum KW dengan kisaran harga puluhan ribu. Semua jenis parfum tersebut memiliki pasar tersendiri.
            Hal inilah yang membawa rekan saya tersebut terjuan di bisnis parfum, dan tak pelak saya pun memperhatikan bagaimana cara dia memasarkan parfum-parfumnya tersebut. Parfum yang ia jual memang bukanlah parfum asli yang bermerek namun bau-bau parfum yang ia jual bisa sama dengan parfum-parfum berkelas dunia dan bermerek apapun yang sedang in di masyarakat. Sebenarnya parfum tersebut bukan merupakan hal baru, sebab saat ini banyak sekali toko-toko di pinggir jalan yang menjual hal yang serupa yakni menjual bibit parfum yang dicampur dengan alkohol sehingga harganya pun menjadi terjangkau. Saya perhatikan bagaimana ia mencoba menarik hati para calon konsumennya yakni teman-teman saya sendiri, tentu melalui komunikasi yang ia lakukan. Komunikasi persuasi ia lakukan dan hebatnya tak butuh waktu lama untuk meyakinkan calon konsumennya, hanya butuh waktu sekitar 10 hingga 15 menit. Tak lama menjalankan bisnis ini bukan hanya teman, kakak kelas, dosen yang berhasil mnjadi konsumen Ria, namun juga masayarakat di Papua dan Sumatera Barat berhasil menjadi pelanggannya.
            Satu lagi bukti yang kiranya cukup menjelaskan bahwa betapa pentingnya komunikasi dalam keberhasilan suatu bisnis.  Bahwa rekan saya telah membuktikan hal itu, dengan barang yang sama yang ia jual namun ia mampu merebut hati pasar dengan kemampuan komunikasi yang bagus. Mungkin dalam analisis ini terasa kurang lengkap, kurang sempurna karena penulis tidak menghadirkan sedikitpun teori disini, namun inilah yang menjadi pemahaman saya ketika tugas ini diberikan bahwa perspektif murni dari dalam diri saya yang akan saya tulis disini.
            Bila tulisan diatas mengenai bisnis dalam skala besar selanjutnya akan coba saya paparkan sesuai pemahaman serta kapasitas saya mengenai bisnis yang jauh lebih besar dalam konteks yang sama yakni pentingnya komunikasis dalam kesuksesan bisnis masa depan. Bahwa perusahaan dengan skala yang besar akan membutuhkan kemampuan komunikasi dengan kompleksitas yang lebih tinggi lagi, karena bukan hanya komunikasi korporat, komunikasi organisasi dalam tubuh perusahaan, serta komunikasi bisnis saja yang harus mereka manage namun juga bagaimana melaksanakan komunikasi pemasaran yang efektif guna mendukung kesuksesan produk maupun jasa yang mereka jual kepada masyarakat. Yah, lagi-lagi saya memiliki komunikasi pemasraan yang memang sangat mudah ditemui karena memang tampak oleh panca indera kita. Sebut saja PT. Kino Sentra Industrindo, produsen permen Kino. Perusahaan ini penulis kami pilih karena keberhasilannya dalam menciptkan sebuauh komunikasi yang efektif dalam rangka memperkenalkan produknya serta merebut pasar dari innovator produk serupa yang sudah sangat mapan dari segi produk maupun merek.
            Melalui iklannya yang head to head Kino berhasil menempatkan diri sebagai merek permen yang cukup disukai oleh masyarakat meskipun tidak menjadi market leader dalam bisnis permen, namun keberaniannya menantang innovator cukup menjadi pelajaran yang menarik bagi kita. Saat itu tahu 1997 Indonesia dilanda krisis moneter yang hebat, berbagai barang naik, nilai tukar rupiah ke dollar sangat lemah sehingga cukup menghantam industri di Indonesia, imbas yang paling nyata yakni kenaikan harga-harga produk di pasaran serta berkurangnya produsen untuk beriklan di media massa serta melakukan promosi. Hal itulah yang juga dilakukan oleh Kopiko selaku pemimpin pasar produk permen kopi yang sangat terkenal di Indonesia, Kopiko lengah dan merasa nyaman karena terlanjur menjadi pemimpin pasar yang sepi pesaing.
            Disamping itu, ia juga kurang fokus menghadang pesaing baru karena tenaganya terkonsentrasi untuk mengantisipasi dampak krisis. Namun tanpa disadari munculnya pesaing yakni Kino dengan iklan yang cukup kontroversial dengan slogannya “Yang itu Kuno yang ini Kino” dan  “ Begitu ada Kino yang lain jadi Kuno”. Yah, slogan tersbeut tentu bukan tanpa alasan dibuat, sebab Kopiko yang terkenal dengan slogan “Gantinya Ngopi” merupakan hard candy yang memiliko kelemahana membuat langit-langit mulut terasa sakit setelah memakannya, sedangkan Kino merupakan soft candy (dan belum pernah ada soft candy dengan rasa kopi). Jadi Kino menciptakan pasar ceruk baru yang belum ada pesaing. Dan slogan Kino jelas sangat menyindir Kopiko sebagai pemimpin pasar dengan mengatakan Kopiko merupakan permen kuno.  Sebuah keberanian yang dilakukan oleh pemain baru yang sangat patut dihargai.
            Kontroversial tak selamanya menuai badai, dalam kasus Kino, kontroversial justru berbuah manis. Dalam waktu singkat omset Kino mencapai miliaran rupiah dengan pertumbuhan ribuan persen. Bahkan September 1999, tiga tahun setelah diluncurkan omset Kino masih dalam kisaran 300-400% tiap bulan. Namun sebelum meluncurkan produk Kino, produsen Kino telah melakukan survey dan menemukan keunggulan lain bahwa hard candy tidak dapat dikunyah, sedangkan soft candy bisa dikunyah dan ditelan. Lalu diketahui bahwa kebiasaan konsumen permen enggan keluar rumah hanya untuk membeli permen tertentu. Maka Kino mengupayakan jaringan distribusi yang kompak, dan terus menjaga keberadaan Kino di banyak gerai potensial.
            Dari kasus contoh diatas rasanya cukup menjelaskan bagaimana perpaduan strategi bisnis yang tertata baik dan didukung dengan eksekusi komunikasi yang bagus menghasilkan sebuah kesempurnaan hasil yakni permintaan pasar yang tinggi pada produk yang dipasarkan. Dan Kino telah membuktikan hal itu, slogan kontoversial yang diciptakan merupakan hasil dari pemikiran komunikasi yang cukup rumit namun menghasilkan efek yang bagus. Terbukti masyarakat mau menerimanya dan masyarakat menerima pesan tersebut dengan baik sesuai dengan tujuan iklan tersebut.
            Yah meskipun masih menjadi pro dan kontra akan keefektifannya saat ini, iklan sebagai salah satu produk dari pemikiran komunikasi masih memiliki efek yang bagus di kalangan masyarakat. Perusahaam-perusahaan memilih iklan karena banyaknya keunggulan yang dimiliki salah satunya yakni jangkauan yang sangat luas, sehingga diharapkan efek yang di dapatkan pun cukup besar. Inilah kiranya sebuah pemikiran komunikasi yang patut diperhitungkan, dan makin menunjukkan bahwa komunikasi bukanlah sekedar hal sepele yang remeh dan tidak penting untuk dipelajari. Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam bisnis apapun, baik skala kecil, sedang maupun besar, tiga contoh yang saya paparkan rasanya cukup untuk menunjukkan keberhasilan bisnis turut ditentukan oleh kemampuan komunikasi meskipun komplesitasnya berbeda.
            Sehingga menjadi apapun kita saat ini, berperan sebagai apapun kita saat ini, komunikasi serta jiwa enterpreneur sangatlah dibutuhkan. Sehingga wajar pula bila topik awal yang dipaparkan yakni komunikasi : kunci sukses membangun bisnis masa depan, sebab apapun usaha kita dan bisnis kita dengan strategi yang kita pilih tidak akan bisa sempurna bila tidak didukung dengan komunikasi yang baik. Seperti halnya bank yang saat ini bersaing memberikan pelayanan terbaik, semua diawali dengan komunikasi, dimulai dari satpam, CS, teller semuanya menunjukkan kemampuannya dalam berkomunikasi yang baik karena hal ini menjadi hal sederhana namun mampu menghilangkan kepercayaan nasabah bila terjadi kesalahan dalam melaksanakannya. Karena saat ini bukan hanya savety yang dibutuhkan oleh nasabah, pelayanan yang baik, melalui komunikasi yang baik menjadi salah satu pertimbangan bagi nasabah yang ingin menyimpan uangnya di bank tertentu.
            Inilah kiranya yang menjadi akhir dari tulisan ini bahwa bisnis apapun yang kita geluti saat ini dan nanti kita harus benar-benar menempatkan komunikasi sebagai hal yang penting dalam memulai, mempertahankan hingga membesarkan bisnis kita

terlambat

masih belum bisa memejamkan mata.. masih terpikirkan dengan apa yang terjadi hari ini... hari ini merupakan hari yang ditunggu...presentasi UAS dengan topik sesuai dengan pekerjaan kita saat ini...sangat menarik... namun yg terjadi... kegugupan saya menghancurkan semuaa... saya ga bisa memberikan penampilan yang menarik dari presentasi yang saya lakukan...saya sibuk dengan makalah-makalah dan mengabaikan materi presentasi...padahal penilaian terbesar adalah prsentasi! baik oral communication maupun materi ppt...

Terlambat datang pdahal dosen seorang petinggi sebuah perusahaan nasional yg sngt profesional dan kurang mentolelir keterlambatan... dan dri situlah kegagalan dimulai...dimulai dari berangkat ke kampus menerebos kemacetan dengan brutal yah kali ini kebonekan sy muncul scra tiba2. Sering trdengar umpatan pengendara lain..tp sy tdk peduli sy hanya ingin ikut UAS... selip kanan selip kiri..pake jalur lawan arah...dan harus lari sekencengnya supaya bs smpe kelas dgn cepat..DAN SMPAI JUGA DI KELAS.. ini yang terakhir dan saya malah menorehkan kenangan buruk akan kuliah terakhir sy di jenjang ini...Bayang-bayang nilai sempurna pun runtuh...bahkan berubah menjadi nilai apapun saya terima asal bukan E (Ya Tuhan..)

Merasa belum pantas menjalani sebuah profesi yang menuntut ketepatan waktu, ketenangan, ketertiban dsb,,hari ini membuktikannya... saya gugup, saya blank, rentetan kalimat di makalah sedikit sekali yang saya ingat...apa yang ada di otak tak sinkron dengan apa yang saya ucapkan, bahkan banyak sekali kata-kata yang salah sy ucapkan... 

Cukuplah ini menjadi pelajaran bagi saya...jangan awali suatu mimpi dengan keterlambatan..karena dua resiko yg akan diterima... kamu akan benar2 tak mendapatkan kesempatan itu atau kamu mendapat kesempatan itu namun kacau dalam menjalaninya..

-tgl 17-18-
malam semuaaa...-

Minggu, 20 November 2011

kritik media part 1

yah inilah suatu kebiasaan yang mungkin masih belum bisa dijauhkan dari kehidupan kita mengkritik!!! dan mungkin tanpa saran... padahal sejatinya kita manusia paling tidak suka dikritik..kita sukanya dipuji bukan?? hmmm kali ini saya tak akan mengkritik seseorang tapi sebuah program acara di media... tepatnya di salah satu media yang paling banyak dinikmati oleh masyarakat Indonesia yaitu TV..

Oke kenapa saya harus melakukan ini... hm hmm saya sadari benar saya bukanlah seorang praktisi media, saya mungkin tak berhak melakukan ini tapi apalah daya saat reformasi mulai diluncurkan (emg album ya =)) hampir satu dekade yang lalu, saat itulah masyarakat Indonesia tak perlu lagi takut berbicara di depan umum, dan tentunya kritik menjadi salah satu hal yang sah-sah saja dilakukan bukan?? ehmm harapan saya tidak terlalu muluk, saya hanya ingin kita semua bukan hanya menikmati produk-produk media, tapi kita juga harus cerdas dalam memilih media dan produk dari media.. cerdas berpikir bukan hanya menelan mentah-mentah apa yang mereka produksi...hanya itu...dan disinilah saya ingin curahkan beberapa kejanggalan yang saya temukan dalam sebuah acara di salah satu televisi swasta di Indonesia...

Setiap minggu sore tepatnya jam stengah 5 ada sebuah acara yang unik pada awalnya (bila kita melihat untuk pertama kali) acara reality show yang sebenarnya merupakan diferensiasi dari acara yang beberapa tahun lalu cukup terkenal yaitu bedah rumah..namun dalam acara yang saya bahas kali ini bukan rumah yang dibedah melainkan WARUNG...

Siapapun pasti tau warung..di sebelah rumah, di dekat kosan, didekat kampus, di kampung, di pinggir jalan puluhan bahkan ratusan warung kita temui dan menu yang kita temui di warung mungkin ga akan jauh2 dari lotek, baso, kupat tahu, nasi goreng, sate, soto,ayam penyet, batagor, kopi susu, teh, es jerman dsb.. iyaah warung identik dengan makanan dgn low price namun kuantitas sesuai harapan perut, yang kadang mengabaikan rasa... dan desain warung tentu ga muluk-muluk asal semua barang bisa masuk ke warung tersebut dan ada tempat duduk selesai warung pun sah-sah ajah berdiri dan melakukan aktivitasnya... (meskipun kotor, tdk enak dipandang)

Namun rupanya ada orang kreatif yang memanfaatkan warung sebagi inti dari acara mereka yaitu membedah warung seorang warga tiap minggunya.. format acaranya diawali dengan kehadiran arsitek perempuan ke warung yang akan dibedah, ia berlagak seperti calon pembeli yang akan membeli masakan di warung tersebut entah baso, lotek, batagor dsb beberapa saat kemudian cewek tersebut akan memberitahukan ke penjual tadi (biasnaya ibu-ibu setengah baya dan sudah janda) bahwa warungnya akan dibedah oleh tim dalam waktu singkat.Singkat cerita selama dibedah ibu tadi beserta anak perempuannya akan dibawah ke suatu tempat ditemani oleh seorang chef laki2 yang akan mengajarinya masak sebagi menu baru warung ibu penjual tersebut bila warungnya selesai dibedah... kelucuan mungkin mulai tampak disni... ibu tersbut beserta anak perempuannya akan diberi tantangan belanja kebutuhan memasak mereka di pasar dengan sejumlah uang...setelah selesai belanja mereka akan menuju ke suatu tempat untuk mulai memasak...

Tampak sangat mulia dan normal-normal saja.. namun mulai janggal ketika sang chef memberitahukan bahwa menu yang ia buat sebagai salah satu menu yang akan dijual di warung ibu tadi antara lain onion rings, surabi ayam spesial (burger surabi), nasi goreng Thailand, baso barbequ with paprika dsb... kalau anda tidak merasa ada yang aneh... berarti saya yang aneh ya... hehe menurut saya apakah cocok semua menu itu untuk seorang ibu2 penjual lotek dan mi baso kelas warung di kampung yang cukup kumuh, dengan tentunya penghasilan rata-rata mereka tidaklah banyak...

Selanjutnya ibu penjual tadi mengikuti, melihat, membantu sang chef untuk masak menu-menu tersebut (tiap episode 2 menu yang diajarkan), tampak disana ibu penjual tadi bingung dengan semua yang ada disaat itu.. ketika disebutkan oleh chef bahan2 seperti paprika ibu tadi mengernyit, disebutkan lagi bahannya bawang bombay ibu tersebut manggut-manggut (dengan galau), dan ketika yang disebutkan adalah keju slice ibu tersebut makin galau. Dan setelah menu jadi, dengan taburan keju disana sini, paprika bakar, garnish selada, timun, tomat di piring, tingkat kegalauan ibu lugu tadi menjadi tingkat dewa (bahasa gaul jaman skr) lalu mereka pun beranjak pergi pulang melihat hasil kerja tim. Yahaaa seperti yang sudah2, keadaan pun menjadi mengharukan ketika ibu penjual lotek tadi turun dari mobil disambut oleh para warga bak bintang (seperti Angelina Jolie turun menghadiri acara Oscar melalui red carpet dgn lambaian tangan dan dielu-elukan oleh siapapun disana) dan ketika tirai dibuka ibu tersebut nangis terharu karena warungnya yang awalnya kotor, kumuh, menjadi sebuah tempat yang sangat bagus (seperti desain cafe/ restoran dengan full color dan perabot yang unik dan sangat menarik). Menyenangkan?? tentu...

Pertanyaannya adalah dengan warung yang berubah wujud seperti itu apakah ibu tadi akan tetap menjual lotek sementara warung tersebut sudah terkenal dengan loteknya yang enak...hmm apakah menu yang dibuat oleh chef tadi juga tepat untuk dijual di warung tersebut??

Pertanyaan yang kdua mungkin akan menjadi janggal kalau dijwab iya. Mungkin memang warung tersebut sangat cocok dengan menu kebarat-baratan yang diajarkan oleh chef tersebut, namun apakah tim lupa bahwa warung tersebut berasa di kampung padat penduduk dengan target market yang seperti itu apakah cocok kiranya menu tersebut dijual?? berapa kira-kira harga onion ring, paprika bakar, burger surabi dengan keju slice dan ayam spesial layak dijual?? apakah masyarakat setempat memiliki daya beli untuk semua barang itu ? sementara ibu penjual lotek sendiri terasa awam dengan paprika, bombay, keju yang menjadi salah satu bahan masakan tersbut..dan darimana kira-kira ibu mendapatkan modal untuk berjualan menu tersebut sementara modal lotek saja kembang kempis adanya.

hmmm acara itu bagus, memiliki nilai kemanusiaan yang tinggi namun menjadi semacam bumerang ketika sedikit memasukkan adegan atau hal yang nyeleneh semacam itu...lagi-lagi ini menurut saya.. selayaknya sebuah acara dengan jangkauan penonton se Indonesia harusnyaa kraetif acara lebih berhati-hati dalam memproduksi sebuah acara... bukankah lebih baik chef yang dihadirkan mengajari menu-menu yang lebih down to earth disesuaikan dengan target market warung si ibu tadi to?? sehingga akan tercapai tujuan dari adegan tersebut yakni mmebrikan inspirasi yang nyata dan jelas berkenaan agar tidak terjadi kebosanan pada konsumen lotek tersebut.. dan dengan bahan-bahan yang lebih real kemungkinan eksekusipun menu tersebut menjadi besar...hmmm

 semua tulisan ini menurut saya lho...sementara anda?? mungkin saja tak sependapat dengan saya.. apapun itu saya telah menulis...menulis kejanggalan dalam hati dan pikiran supaya tidak menjadikan sebuah kegalauan...kegalauan tehadapat ibu penjual lotek itu... =)

Bandung, 2011-20211 (dalam birunya kamar)

Minggu, 23 Oktober 2011

.pak rahmat dan pelajaran syukur.

pak rahmat...hmm itu nama seorang petugas akademik di kampus tempat saya belajar saat ini... petugas akademik?? hmmm saya deskripsikan dengan rangkaian kata kira kira seperti ini... pak rahmat bekerja menyiapkan absensi mahasiswa, menyiapkan minum dosen, menyiapkan LCD ditiap kelas yang akan ditempati untuk kuliah, membuka pintu kelas (karena kelas dikampus selalu dalam keadaan terkunci bila tidak dipakai), dan terakhir menyalakan AC di kelas-kelas... 

Oke sekarang jelas kan kira-kira apa sebutan yang tepat bagi beliau?? pak rahmat secara fisik tidak begitu tinggi, tubuh juga tidak begitu kurus, rambut keriting dan baju yang selalu kedodoran, kira-kira ukuran bajunya selalu diatas ukuran tubuhnya kalo ukuran tubuhnya M berarti beliau akan selalu memakai baju ukuran L atau bahkan XL... Namun bukan itu yang akan saya bahas disini... saya akan membahas betapa orang ini adalah orang yang mampu mengingatkan saya akan kesyukuran atas nikmat Allah... Pak Rahmat tergolong baru bekerja di bagian yang tadi saya sebutkan... yang menjadi karakter dia adalah senyum yang selalu mengembang dimukanya... senyum lebar tepatnyaa karena selalu tampak giginyaa... =D

Saya melihat betul bagaimana keramahan dia menyapa kami para mahasiswa...halooo selamat pagi...hallo selamaat siaang...haloo selamat malam... setelah ini siapa dosennya..?? tiap minggu kami mendengar sapaan itu dari beliau... hmmm bukan hal besar sebenarnya namun kenapa saya begitu terkesan... keramahan yg tulus dan tidak dibuat-buat... terkadang begitu aneh ketika saya lihat bagaimana cara beliau berpakaian... ketika kaos didalam bajunya lebih panjang lengannya,,, ingin rasanya tertawa melihatnya tapi semua terhenti saya berpikir apa hak saya menertawakan orang yang tulus ini sementara saya belum pernah sekalipun berjasa bagi beliau dan justru beliau yang sangat berjasa bagi kami... melancarkan urusan perkuliahan kami..

Saya menangkap bagaimana beliau begitu menikmati pekerjaan barunya ini... yahh karena sebelumnyaa beliau adalah petugas parkir di kampus dago pojok... bertahun-tahun beliau kepanasan dalam menjalankan pekerjaannya dan saat ini Allah menaikkan sedikit derajatnya sebagai manusia melalui pekerjaan... dan saya melihat betapa beliau begitu menikmati, begitu mensyukuri pekerjaannya tersebut,,, tampak bagaimana bahasa non verbal beliau yang begitu bangga dengan posisi barunya tersebut... 

Suatu hari ketika kami selesai matakuliah kelima dan masih ada jeda untuk matakuliah berikutnya tepat di depan kami pak Rahmat sedang berjalan bergegas mau pulang kerja,,, saya melihat bagaiman ia menoleh ke kanan kiri, melangkah dengan penuh keyakinan dan optimis, kebanggaan serta rasa syukur atas pekerjaannya saat ini... dan saya lihat dengan tanpa lelah dia terus berjalan dan mencari angkot... yahh... saya tak melihatnya membawa kendaraan ke kampus... 

Sampai disini saya merenungkan suatu hal... terkadang kita dalam kemapanan baik hidup maupun pekerjaan tapi kita tak begitu mensyukuri apa yang telah kita dapat..kita merasaa terus kuraang... terus-dan terus kita pupuk itu...karena kita dan mungkin saya terus melihat diatas... baik kekayaan, rupa, posisi, jabatan, dsb,,, kita lupa bahwa disekitar kita masih begitu banyak orang di bawah kita... baik dari segi harta, posisi,dan nasib dsb... dari Pak Rahmat saya belajar apa itu syukur... apa itu menikmati hidup dengan apapun yang telah diberikan Allah pada kita.. dan bukankah kita tahu semua ada takarannya...harta, kepandaian, rupa, posisi, semua telah ditakar oleh Allah... bukan tugas kita mempertanyakan dan terus mempertanyakan mengapa posisi kita lebih rendah dari dia, dia atau dia namun Allah hanya meninta satu dari hamba-Nya...mensyukuri semua yang Allah berikan... karena Allah akan menambahnya berkali-kali lipat banyaknya ketika kita mau dan mampu menyukuri... =)

Rabu, 17 Agustus 2011

amarah

menyadari sebuah ksalahan besar kala bom masalah itu telah meledak... dan saat itu kita hanya bisa diam ga tau hrus berbuat apa... yg tersisa hanyalah sbuah penyesalan...kenapa harus terjadi... kenapa saya begitu tidak dewasanya berbuat demikian...tidak dewasanya melakukan hal itu... jiwa raga kita seakan terbakar oleh sebuah sulutan emosi...


membayangkan sejenak seandainya tak ada emosi di dalam raga ini... tak ada emosi dalam jiwa ini...apa jadinyaa...? mungkin tak akan pula terjadi suatu permasalahan ini... permasalahan itu... permasalahan yang meluluhlantakan suatu hubungan baik bertahun2 menjadi sebuah bubur basi yang tak lagi disentuh dan dipedulikan...


namun bukankah emosi adalah bumbu kehidupan ini,,, betapa hambarnya hidup ini tanpa emosi... selama setan ada di dunia ini selama itulah emosi itu akan ada dalam diri manusia... setan memasuki darah kita, meletupkan amarah, memanaskan otak kita, memanaskan semuaa sehingga hal yang seharusnya tidak terucap menjadi mudah terucap... padahal kita sadar betul bahwa kita tak bersungguh-sungguh meyakini ucapan kita... kita tak bersungguh-sungguh menyetujui perintah otak kita mengatakan ITU... melakukan ITU... dsb...


oh bila saja 2 jam kehidupan kita bisa diintip sejak sekarang...aku ingin mengintipnya... bahkan bila ada sebuah taruhan aku akan melakukannya... hanya untuk mengintip 2 jam yang akan datang,,, agar kubisa berpikir kutak melakukan sebuah kesalahan besar yang telah meruntuhkan segalanya... menggadaikan segalanya yang telah kubangun selama ini dengan perjuangan yang tak sedikit...


air mata tak lagi keluar... air mata kenapa mengering..mengkristal barang kali... tapi otakku... terus bekerja memutar kanan dan kiri memikirkan adakah celah yang harus dilakukan untuk memperbaiki semuanya? merubah keadaan menjadi semula meskipun keputusasaan membayangi... dan terus membayangi... disini hanya ada satu Dzat yang Maha Tahu, Maha Bisa, Maha Memutarbalikkan keadaan yang berkuasa... datang dan mohon ampun telah menyakiti makhluk adam dan hawa... makhluk ciptaan-Nya...


semoga esok hari kan ceriaa... meski hari ini aku tak meyakini....
#dalam penyesalan yang sangat dan tak terbayar

Minggu, 17 Juli 2011

manisnya kota itu

tak ada yang bisa menyangkal betapa manisnya kota itu... yang mampu membuai siapapun yang ada disitu...namun harus ada cara untuk menangkalnyaa... untuk meluruskan apa kewajiban kita disana... akupun diuji... mengenyam manisnya... diuji dengan hingar bingar yang memabukkan... sekali dua kali tiga kali empat kali lima kali dan cukup...harus ada cara untuk menyudahi lalu menyadari apa yang selama ini tertinggal, dan terbiarkan...