Nenek Ema, atau biasa kami sapa
bu Ema adalah seorang nenek berumur 74 tahun. Di usianya yang telah renta, usia
dimana seharusnya seorang manusia bisa tenang beristirahat dan beribadah di
rumah dengan anak-anak yang merawat, namun hal itu tidak berlaku bagi bu Ema.
Di usianya yang sudah tua itu, beliau harus terus memikirkan bagaimana ia
bertahan hidup. Yah, dengan kondisi sebagai janda tanpa anak, ia tidak bisa
menumpukan hidupnya kepada keturunannya. Ia kini ditemani keponakannya yang
telah berkeluarg. Semula ia sedikit terbantu dengan keponakannya tersebut
karena setiap bulan meskipun sedikit, keponakannya ini membantu keuangan bu Ema.
Namun, musibah terjadi di tengah-tengah suami keponakannya tersebut bekerja
sebagai satpam, suami keponakannya ini tiba-tiba lumpuh, sehingga kini bu Ema
pun hanya bisa mengandalkan santunan dari jamaah pengajian untuk menyambung
hidupnya, serta hutang sana sini apabila uang dari santunan jamaah tidak
memncukupi kebutuhannya.
Di
tengah hidupnya yang cukup susah, ia pun harus kembali menerima cobaan melalui
mata kirinya yang terus sakit dan berarir. Singkat cerita setelah dibawa ke
puskesmas Sekeloa-Bandung, sang dokter yang memeriksa bu Ema mengatakan bahwa
bu Ema terkena katarak, jika tidak segera dioperasi maka akan terjadi kebutaan
pada mata kiri. Sang dokter menyarankan bu Ema mengikuti operasi katarak gratis
di Rumah Sakit Mata di Jalan Cimbeuleuit-Bandung.
Senin, 28
Januari 2013, operasi pun dilakukan, dan karena keterbatasan biaya (nyaris
tidak memiliki biaya) bu Ema pun memutuskan untuk pulang karena tidak mampu
jika harus menjalani rawat inap. Dan lagi-lagi karena tidak memiliki cukup uang
untuk naik taksi, ia dan keponakannya pulang dengan naik angkot.
Selasa lalu,
saya menjenguk Bu Ema di rumahnya, dan dari sana saya mendapatkan banyak informasi
dari beliau, mengenai kewajiban kontrol yang harus dilakukan seminggu sekali
selama dua bulan kedepan, yang menghabiskan 200 ribu tiap kali kontrol. Mungkin
rekan-rekan bertanya apakah bu Ema tidak memiliki Jamkesmas? Menurut informasi
dari keponakannya, kartu Jamkesmas Bu Ema baru saja jadi, namun rumah sakit
menyatakan kartu tersebut belum bisa dipakai sehingga bu Ema harus membayar.
Dan dengan besarnya biaya kontrol bagaimana mungkin beliau mendapatkan uang
sebesar itu sementara setiap bulan beliau mendapatkan santunan dari ibu-ibu
pengajian sebesar 300ribu untuk makan sebulan.
Inilah kiranya yang membuat saya
ingin mengajak rekan sekalian melalui media ini untuk membantu bu Ema. Sedikit
bantuan kita akan sangat berarti bagi Bu Ema. Bagi pembaca yang ingin membantu,
bisa mengirimkan bantuannya ke rekening kami, rekening BCA a/n Maulana Randa
629-026-8328. Apabila ada informasi yang ingin ditanyakan, rekan-rekan juga bisa menghubungi saya, Kartika Putri Ramadhani, di No. 0877 2000 7558.