Sabtu, 02 Februari 2013

Bu Ema


           
           Nenek Ema, atau biasa kami sapa bu Ema adalah seorang nenek berumur 74 tahun. Di usianya yang telah renta, usia dimana seharusnya seorang manusia bisa tenang beristirahat dan beribadah di rumah dengan anak-anak yang merawat, namun hal itu tidak berlaku bagi bu Ema. Di usianya yang sudah tua itu, beliau harus terus memikirkan bagaimana ia bertahan hidup. Yah, dengan kondisi sebagai janda tanpa anak, ia tidak bisa menumpukan hidupnya kepada keturunannya. Ia kini ditemani keponakannya yang telah berkeluarg. Semula ia sedikit terbantu dengan keponakannya tersebut karena setiap bulan meskipun sedikit, keponakannya ini membantu keuangan bu Ema. Namun, musibah terjadi di tengah-tengah suami keponakannya tersebut bekerja sebagai satpam, suami keponakannya ini tiba-tiba lumpuh, sehingga kini bu Ema pun hanya bisa mengandalkan santunan dari jamaah pengajian untuk menyambung hidupnya, serta hutang sana sini apabila uang dari santunan jamaah tidak memncukupi kebutuhannya.

            Di tengah hidupnya yang cukup susah, ia pun harus kembali menerima cobaan melalui mata kirinya yang terus sakit dan berarir. Singkat cerita setelah dibawa ke puskesmas Sekeloa-Bandung, sang dokter yang memeriksa bu Ema mengatakan bahwa bu Ema terkena katarak, jika tidak segera dioperasi maka akan terjadi kebutaan pada mata kiri. Sang dokter menyarankan bu Ema mengikuti operasi katarak gratis di Rumah Sakit Mata di Jalan Cimbeuleuit-Bandung.

Senin, 28 Januari 2013, operasi pun dilakukan, dan karena keterbatasan biaya (nyaris tidak memiliki biaya) bu Ema pun memutuskan untuk pulang karena tidak mampu jika harus menjalani rawat inap. Dan lagi-lagi karena tidak memiliki cukup uang untuk naik taksi, ia dan keponakannya pulang dengan naik angkot.  

Selasa lalu, saya menjenguk Bu Ema di rumahnya, dan dari sana saya mendapatkan banyak informasi dari beliau, mengenai kewajiban kontrol yang harus dilakukan seminggu sekali selama dua bulan kedepan, yang menghabiskan 200 ribu tiap kali kontrol. Mungkin rekan-rekan bertanya apakah bu Ema tidak memiliki Jamkesmas? Menurut informasi dari keponakannya, kartu Jamkesmas Bu Ema baru saja jadi, namun rumah sakit menyatakan kartu tersebut belum bisa dipakai sehingga bu Ema harus membayar. Dan dengan besarnya biaya kontrol bagaimana mungkin beliau mendapatkan uang sebesar itu sementara setiap bulan beliau mendapatkan santunan dari ibu-ibu pengajian sebesar 300ribu untuk makan sebulan.

Inilah kiranya yang membuat saya ingin mengajak rekan sekalian melalui media ini untuk membantu bu Ema. Sedikit bantuan kita akan sangat berarti bagi Bu Ema. Bagi pembaca yang ingin membantu, bisa mengirimkan bantuannya ke rekening kami, rekening BCA a/n Maulana Randa 629-026-8328. Apabila ada informasi yang ingin ditanyakan, rekan-rekan juga bisa menghubungi saya, Kartika Putri Ramadhani, di No. 0877 2000 7558.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar